Sabtu, 09 Januari 2010

Antibiotic Pada Rajungan

Bagi anda yang bekerja di pabrik seafood tentunya sudah pernah makan daging rajungan yang kebanyakan orang bilang rasanya enak, saya sendiri sudah sering makan daging rajungan dan memeng rasanya enak. Bagi anda belum pernah makan rajungan buruan deh pergi ke pasar untuk membeli rajunga sebelum harga rajungan menjadi lebih mahal dan menjadi barang langka karena kedepan komoditi rajungan akan dijadikan bahan olahan eksport secara terus menerus. Nah, Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Antibiotic Pada Rajungan.

Di unit pengolahan semua hasil produk yang akan di eksport terlebihdulu di uji Antibitiknya. Pada rajungan biasanya di uji Chloramphenicol dan batas ambang Chlorampenicol pada rajungan adalah 0.03pbb, untuk cara uji Chlorampenicol anda bisa lihat di topik sebelumnya. Choloramphenicol biasanya terdapat di bagain daging Jumbo dan Claw Meat. Dibawah ini adalah bagian-bagian dari daging rajungan.

Beberapa bagian dari daging rajungan yang dijadikan bahan olahan untuk di eksport adalah sebagi berikut:

  • Collosa adalah bagian paha rajungan paling atas, rasanya paling enak, serta kenyal dan harga jualnyapun yang paling mahal.
  • Jumbo adalah bagian paha rajungan yang dibawah, rasanya enak, warnya lebih putih dan harganya hampir sama dengan collosal.
  • Claw Meat adalah bagian kaki rajungan warnanya merah dan rasanya gurih.
  • SupperLump adalah bagian dada rajungan warnya putih dan rasanya manis serta gurih.
  • Reguler adalah pecahan daging dari paha rajungan warnanya putih dan rasanya gurih.
  • Spesial adaah sisa daging rajungan di balik cangkang.

Nah, dari bagian tubuh rajungan yang di proses menjadi produk siap saji yang sering mengandung Chloramphenicol adalah pada produk Jumbo dan Claw Maeat, oleh karena itu pada unit pengolahan harus lebih hati-hati dalam melaksanakan proses produksi. Terdapatnya kandungan Antibiotik pada produk Jumbo dan Claw Meat biasanya terjadi di miniplane-miniplane sebelum di kirim ke unit pengolahan karena cara penanganan kurang steril. Hal-hal dibawah ini yang memicu timbulnya antibiotic pada rajungan di miniplane-miniplane:

  1. Pada saat pengupasan karyawan tidak menggunakan sarung tangan.
  2. Adanya lipstik atau bedak menempel pada daging rajungan karena karyawan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja.
  3. Tempat kerja tidak steril.
  4. Adanya sisa-sisa minyak yang menempel pada daging rajung yang mengakibatkan berkembangnya bakteri dengan cepat.

Bagaimana ada pertanya? bila ada share di blogger ini.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

1 komentar:

  1. Pak, titik kritis yang terjadi pada saat pengujian CAP pada produk rajungan itu pada saat apa ? terima kasih

    BalasHapus