Kamis, 25 Februari 2010

Bakteri Patogen Yang menyebakan Keracunan

Setiap produk hasil olahan (Seafood) selalu di analisa sebelum di exsport untuk memastikan produk tersebut aman dan mutunya terjamin. Setiap finis produk di pastika terbebas dari bakteri patogen yang menyebabkan keracunan. Nah berikut ini daftar tingkat keakutan bahaya dari bakteri patogen yang dapat menyebabkan keracunan serta wabah penyakit.

1. Keakutan Tinggi

  • Salmonella enteritidis
  • Eschericia coli
  • Salmonella typhiparatyphi
  • Vibrio cholerae
  • Vibrio vulnificus
  • Taenia solium

2. Keakutan Sedang

  • Listeria monocytogenes
  • Salmonella spp, Shigella spp
  • Campylobacter jejuni
  • Enterovirulen Escherichia coli (EEC)
  • Streptococcus pyogenes
  • Rotavirus, Norwalk Virus group, SRV
  • Entamoeba histolycia
  • Vibrio parahaemolyticus

3. Keakutan Rendah

  • Bacillus cereus
  • Taenia saginata
  • Clostridium perfringens
  • Staphylococcus aureus

Pengelompokan tingkat bahaya pada produk hasil olahan (Seafood) dalam beberapa kelompok populasi akan cepat berkembang. Mengenai bahaya dan cara penanganannya nantikan di postingan berikutnya. Tetap semangat dan jadikan analisa Antibiotik dan mikrobiologi sebagai hobi yang menyenangkan siapa tahu anda menemukan formula baru?......


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply segera hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist.



Senin, 15 Februari 2010

Analisa Antibiotik Nitrofuran (AMOZ)

Analisa yang akan saya bahas disini merupakan analisa yang sangat penting. Khususnya bagi anda analist laboratorium perikanan. Utamanya bagi perusahan perikaan (seafood) yang akan melakukan exsport hasil olahannya ke negara Amerika dan Eropa.

Analisa Antibiotik ini Mengenai Nitrofuran AMOZ. Nitrofuran AMOZ masih satu jenis dengan analisa Chloramphenicol (CAP) dan Nitrofuran AOZ. Tanpa melakukan analisa antibiotik ini pada produk (udang dan rajungan) perusahan anda tidak dapat melakukan exsport. Karena di negara Amerika dan Eropa sudah mewajibkan setiap perusahan pengolahan ikan khususnya seafood harus bebas dari Antibiotik. Karena itulah anda harus melakukan analisa antibiotik pada hasil olahan seperti Ikan, Udang, dan Rajungan di perusahaan anda. Untuk mengetahui cara analisa Chloramphenicol (CAP) dan Analisa Nitrofuran (AOZ) anda bisa lihat di postingan sebelumnya.

Bagaimana cara analisa antibiotik Nitrofuran (AMOZ) pada Udang dan Rajungan /Crab Meat? Mari kita lihat di bagian bawah ini.

Preparasi Sample

  • Timbang sample 50 gr, haluskan dengan blander
  • Ambil 1 gr dari sample yang sudah halus masukan dalam tabung ukuran 10 ml
  • Tambahkan 0.5 Sample Extraction Buffer+ 3.5 ml Distilled Water+ 0.5 ml 1 M HCL+ 20 uL mM 2-Nitrobenzaldehyde, Vortex 1 menit.
  • Incubasi selama 3 jam pada suhu 50 derajat Celcius, Vortex setiap 30 menit.
  • Tambahkan 5 ml 1 K2HPO4+ 0.4 ml 2M NaoH+ 6 ml ethyl acetate, vortex selama 1 (homogenkan) .
  • Setelah homogen Centrifuge selama 10 menit pada suhu ruang 20-25 derajat Celcius.
  • Kemudian ambil 3 ml supernatant pindahkan kedalam tabung 5 ml, dan keringkan diatas aliran gas Nitrogen pada suhu 60 derajat Celcius.
  • Larutkan residu menggunakan 1 ml n-hexan, vortex dan + 1 x Sample Exstration Buffer dan vortex kembali.
  • Setelah itu di Centifuge selama 5 menit pada kecepatan (4000 G)
  • Jika terbentuk Foam (busa) atau belum jernih maka dapat dilakukan pemanasan diatas water bath pada suhu 80 derajat Celcius selama 3-5 menit.
  • Amil 50 uL supernatan untuk di uji kedalam Well.

Prosedur Analisa Elisa Nitrofuran AMOZ

  • Keluarkan Reagent Kitt dari dalam kulkas + 30 menit sebelum analisa dimulai, sampai pada suhu Kitts yang akan di uji menyamai suhu ruang 20-25 darajat Celcius.
  • Keluarkan Well dari tempatnya sesuai dengan jumlah sample dan standart yang di uji
  • Masukan 50 uL larutan standart dan 50 uL sample kedalam masing-masing well yang sudah di siapkan
  • Setelah itu tambahakan kedalam masing-masing well 100 uL AMOZ Antibody #1 dan homogenkan dengan cara menggoyangkan plate tersebut kurang lebih 10 detik kemudian Incubasi selama 30 menit (Tanpa Cahaya) pada suhu ruang 20-25 derajat Celcius.
  • Setelah 30 menit di Incubasi, buang reagent yang ada di dalam well tersebut dan di lakukan pencucian dengan 250 ul 1x washing solution ( yang sudah di encerkan 1+20), ha tersebut dilakukan sebanyak 3 kali.
  • Kemudian tambahkan 150 uL 1x Antibody #2 dan di Incubasi selama 30 menit (Tanpa Cahaya) pada suhu ruang 20-25 derajat Celcius.
  • Setelah Incubasi 30 menit, buang reagent yang ada di dalam well tersebut dan di lakukan pencucian dengan 250 ul 1x washing solution ( yang sudah di encerkan 1+20), ha tersebut dilakukan sebanyak 3 kali.
  • Tambahkan 100 uL TMB substrat ke dalam setiap well dan Incubasi selama 15 menit (Tanpa Cahaya) pada suhu ruang.
  • Tambahkan 100 uL Stop Solution ke dalam setiap well dan baca Absbance-nya dengan menggunakan Reader Star Fax 450.
  • Kemudian masukan kedalam komputer yang sudah di instal software program Antibiotiknya.

Dengan melakukan Analisa Antibiotik di unit pengolahan, kita bisa mengetahui lebih dini tentang kandungan antibiotik pada RM (udang dan rajungan) yang akan kita olah, dan dapat menjamin produk yang kita hasilkan benar-benar aman dari antibiotik. Nah, apabila di perusahaan anda membutuhkan Trening Analisa Antibiotik Chloramphenicol (CAP), Nitrofuran (AOZ), dan Nitrofuran (AMOZ) anda bisa segera menghubungi CV. Pratama Hartono Indonesia untuk segara mendapatkan trening Antibiotik.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist.




Kamis, 11 Februari 2010

Ikuti Gerakan Tulang Sehat

Siang itu tepatnya pada tanggal 7 Februari 2010 saya pergi ke Giant sebuah toko perbelanjaan ada sebuah acara sosial yang diadakan oleh CDR Ikuti Gerakan Tulang Sehat Lawan Osteoporosis Sekarang! begitulah kira-kira judulnya. Kali ini saya akan bahas mengenai Tulang Sehat untuk selingan agar tidak jenuh dalam analisa kita sehari-hari....terlebih agar kita tahu tentang kondisi kesehatan tulang kita.

Seiringdengan bertambahnua usia, kebutuhan kalsium kita meningkat 1.5 kali lipat menjadi 1200 mg. Apabila tidak terpenuhi, Anda berisiko terkena Osteoporosis (keropos tulang). Osteoporosis terjadi diam-diam tanpa disadari dan meningkatkan risiko fraktur (patah tulang).Faktor resiko tinggi, umumnya terjadi pada wanita dan pria berusia lanjut serta wanita di masa pre- dan post menopause.

Nah siang itu setelah saya belanja saya tertarik untuk mencoba ikutan acar CDR tersebut, lalu saya antri untuk mendapat giliran pemeriksaan. Setelah menunggu tibalah giliran saya untuk pemeriksaan tulang saya, kaki kiri saya di masukan kedalam alat seperti penjepit kemudian keluar angka-angka dan hasilnya Score tulang saya (-0.1) itu menandakan masih sehat. Nah berikut ini Kriteria Tulang Sehat Menurut WHO.

  • +1 Masa Tulang sehat
  • -1 Masa Tulang Rendah
  • < -2.5 Tulang Keropos

Nah di bawah ini Tips agar Tulang Sehat dan Segar

  1. Biasakan diri dengan pola makan yang baik. Cukupi kebutuhan kalsium minimum 800 mg/hari dan Vitamin dan perbanyak makan Seafood agar tulang tetap sehat dan terhindar dari Osteoporosis.
  2. Olahraga minimal 2-3x seminggu,masing-masing 30 menit. contohnya seperti Fokus pada latihan angkat beban, Renang, Joging, jalan-jalan pagi dan lain-lain.
  3. Jalani gaya hidup sehat dengan menghindari faktor resiko Osteoporosis seperti Merokok, Kopi Minuman bessoda alkohol dan lain-lain.
  4. Lakukan pemeriksaan dini Osteoporosis, yakni dengan melakukan BMD (Bone Mass Density) Check minimal 6 bulan sekali.

Nah itu tadi mengenai tulang sehat. Bagi anda yang mau sehat sampai usia lanjut jalankanlah hidup sehat dan jangan lupa berolahraga. salam sehat......


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist







Minggu, 07 Februari 2010

Logam Berat Pada Produk Seafood

Bersyukurlah kawan karena negara kita Indonesia mempunyai kekayaan yang tak ternilai harganya seperti lautan yang tak ada tepinya, walaupun hasil dari lautan belum bisa di nikmati oleh seluruh masyarakat yang ada di Indonesia tapi paling tidak kita bisa mensyukuri dengan keindahan laut yang bisa kita pandang di pagi dan sore hari ketika mata hari tenggelam. Baiklah kawan itu tadi gambaran alam kita yang kaya akan hasil laut, selanjutnya mari kita mulai pembahasan kita kali ini mengenai bahaya logam berat pada produk seafood.

Ikan, udang dan rajungan merupakan hasil laut yang biasa di proses untuk di jadikan bahan makanan di pabrik ikan. Sebagai bahan pangan ikan mengadung protein,vitamin, mineral, lemak tak jenuh yang juga sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Hasil olahan khusunya daging ikan, udang, dan rajungan sangat mudah untuk di cerna oleh tubuh sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan dengan lancar. Tetapi bagai mana jika ikan, udang, dan rajungan yang kita konsumsi mengandung logam berat? dan apa sih logam berat itu? mari kita lihat uraian di bawah ini.

Logam berat / hydragyricium (Hg), atau biasa disebut dengan merkuri alias air raksa, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair, tidak berbau, berwarna kepekatan, dan mengkilap. Merkuri akan menguap bila di panaskan pada suhu 357 derajat Celcius. Karena sifat ionnya yang mudah berintreaksi dengan air, maka merkuri dapat dengan mudah masuk ke dalam biota laut terutama ikan melalu tailing. Merkuri berkaitan dengan unsur kimia khlor. Ikatan dengan ion khlor akan membentuk merkuri anorganik (HgCl) yang mudah masuk kedalam plankton dan dapat berpindah ke biota laut lain, seperti plankton, ikan, kerang dan sebagainya. Didalam ikan merkuri anorganik (HgCl) akan mengalami perubahan oleh mikroorganisme menjadi mirkuri organik (metil merkuri) dalam sedimen.

Sifat metil merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh ikan, sehingga ikan mengandung metil merkuri lebih banyak lagi. Dan apabila ikan yang mengandung merkuri tersebut di konsumsi olah manusia maka senyawa tersebut akan mengikatkan diri dengan jaringan lemak dan mengalami biokonsentrasi sehingga sulit di uraikan oleh tubuh yang menimbulkan keracunan dan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan lumpunya sistem saraf.

Bagi kawan-kawan yang bekerja di pabrik pengolahan ikan khususnya Analist Laboratorium berhati-hatilah bila melakukan analisa Logam Berat agar hasil analisanya valid sehingga hasil olahan bisa di eksport keluar negeri dengan aman dan masyarakat yang mengkonsumsi ikan tidak perlu takut lagi bila mengkonsumsi ikan. Bagai mana kawan ada pertanyaan? share di blogger ini.....


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist



Kamis, 04 Februari 2010

Peran Air Dalam Proses Pengolahan

Air adalah sumber kehidupan bagi semua makluk hidup di alam semesta ini. Oleh karena itu air sangat dibutuhkan baik digunakan sebagi kebutuhan tiap hari juga sebagi media pelarut dalam setiap proses pengolahan. Nah, kali ini kita akan bahas mengenai Peran penting air dalam proses produksi.

Dalam setiap tahapan proses produksi khususnya ikan, udang dan rajungan, air digunakan untuk proses pencucian dari awal RM datang sampai finis produk, air juga berperan sebagai pelarut unsur hara dalam proses penyerapan pada daging ikan, udang dan rajugan. Selain itu juga air mempengaruhi kadar enzim dan substrat pada daging ikan sehingga secara tidak langsung mempengaruhi laju metabolisme. Kekuranga air pada Produk hasil olahan seperti ikan udang dan rajungan bisa mengakibatkan dehidrasi yang menyebabkan bentuk struktur ikan udang atau rajungan pecah-pecah atau retak pada bagian punggung dan timbul warna putih di sekitar pecahan-pecahan tersebut. Dehidrasi pada produk hasil olahan disebabkan olah 3 hal.

  1. Pada saat proses produksi kekurangan zat natrium
  2. Pada saat proses penyimpanan di coolstorage suhu terlalu tinggi
  3. Pada saat Glazing ada bagian produk yang tidak terlapisi es.

Dehidrasi pada produk seafood terbagi dalam 3 jenis berdasarkan penurunan berat awal per pcs-nya.

  1. Dehidrasi ringan yaitu penurunan berat daging 5 persen dari berat awal per pcs.
  2. Dehidrasi sedang yaitu penurunan berat daging 5-10 persen dari berat awal per pcs.
  3. Dehidrasi berat yaitu penurunan berat daging diatas 10 persen dari berat awal per pcs.

Nah, karena peranan air sangat penting dalam proses pengolahan seafood hendaknya kita harus benar-benar memperhatikan tahapn proses dari mulai tahap awal, cara penyimpanan dan sampai exsport. Bagai mana kawan ada cara lain?


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Selasa, 02 Februari 2010

Konsep Analisa Mikrobiologi

Analisa mikrobiologi hanya bisa dilakukan dengan bantuan mikroskop dan kemampuan untuk mengisolasi dan menumbuhkan kultur murni pada media agar yang sudah biasa dilakukan oleh perusahaan perikanan. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas konsep analisa mikrobiologi pada produk seafood di unit pengolahan.

Setiap proses produksi baik ikan, udang maupun rajungan selalu melalu tahapan pencucian dengan air dan garam, oleh karena itu hasil proses produksi selalu terdapat mikroba karena selalu bersentuhan dengan air lansung, karena air merupakan tempat kontaminasi produk dengan bakteri atau patogen lainya. Agar kita dapat melihat seberapa banyak bakteri yang tumbuh pada produk hasil olahan kita lakukan analisa TPC (Total Plate Count).

Analisa TPC merupakan bagian dari konsep analisa mikrobiologi dengan cara konvensional yang banyak di lakukan oleh perusahaan perikanan. Dengan analisa TPC kita bisa mengetahi seberapa besar bakteri yang ada pada produk yang diolah, dengan mengetahi hasil analisa TPC dilaboratorium, kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan di unit pengolahan secara perlahan dan bisa menerapkan CCP pada bagian proses yang menimbulkan tumbuhnya bakteri patogen. Dengan adanya konsep analisa mikrobiologi ini diharapkan finish produk yang akan di eksport dapat memenuhi standart yang diharapkan. Dalam hal ini tentunya peranan QC (Quality Control) sangat diutamakan karena dengan adanya pengawasan dari team QC dilapangan diharapkan proses produksi berjalan sesuai dengan standart dan bakteri pada hasil olahan dapat di minimalkan, sehingga produk hasil olahan benar-benar terjamin mutunya.

Sebagus apapun konsep analisa mikrobilogi tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh seluruh team produksi, oleh karena itu bersatulah untuk mendapatkan hasil produk yang sesuai dengan standart. Bagaimana kawan ada yang mau menambahkan? share di blogger ini.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist



Senin, 01 Februari 2010

Peran Mikroba Dalam Pembusukan Ikan (Seafood)

Suatu produk hasil olahan yang di ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan susunan kimianya. Perubahan kimia yang biasa di kenal sebagai pembusukan atau istilah lainnya (putrefaction). Pembusukan pada daging ikan merupakan proses penguraian yang menghasilkan bau busuk, seperti penguraian pada daging ikan yang mengandung protein.

Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis sebagian dari sel mikroba dalam daging ikan berbentuk bualat dan batang dengan ukuran sel yang lebih kecil. Terdapatnya sel-sel yang lebih kecil ini ternyata mengakibatkan sebagian besar proses pembusukan sangat cepat. Dari hasil percobaan ini, dapat di tarik kesimpulan bahwa setiap proses pembusukan pada daging ikan (seafood) di sebabkan oleh adanya aktivitas mikroba. Nah, bagai mana caranya agar produk hasil olahan seperti ikan, udang, rajungan yang kita olah tidak ditumbuhi mikroba? caranya sebagai berikut:

  1. Rantai dingin harus selalu dijaga
  2. Suhu ikan udang dan rajungan harus (0-4 derajat celcius)
  3. Pemberan es yang cukup pada box penampungan
  4. Jika proses produksi di inapkan semalam usuhakan di tampung basah agar suhu di dalam box penampungan merata
  5. Suhu ruang harus di bawah 18 derajat celcius

Agar produk hasil olahan tetap terjaga dan tidak ditumbuhi mikroba jagalah rantai dingin pada saat proses pengolahan. Bagaimana kawan ada cara lain? share di blogger ini.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist