Sabtu, 30 Januari 2010

Analisa Kadar Klorin Dioksida

Bagai mana hasil analisa anda hari ini? mudah-mudahan hasil analisa sample anda sesuai dengan stndart. Pada kali ini saya akan bahas mengenai cara Analisa Kadar Klorin Dioksida, sebelum kita memulai analisa klorin dioksida akan saya sedikit jelaskan dulu mengenai kegunaan klorin dioksida pada bahan olahan.

Klorin Dioksida adalah disinfektan yang mempunyai kecepatan dan efektifitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan klorin dalam menginaktifkan bakteri. Klorin Dioksida tidak mengakibatkan pembentukan THM (Trihalometana) dan tidak bereaksi dengan amaonia untuk membentuk kloramin.

Sebelum kita memulai analisa terlebih dahulu kita pastikan alat-alat yang akan kita gunakan sudah bersih dan steril. Setelah dipastikan semua alat-alat yang akan digunakan steril, mari kita mulai analisa kadar klorin dioksida dengan livibond.

  1. Pastikan alat-alat yang akan digunakan sudah steril
  2. Bilas kuvet yang akan diukur konsentrasi klorin dioksidanya, pembilasan dilakukan sebanyak tiga kali.
  3. Isi kedua kuvet dengan air sampai batas yang tertera (20ml)
  4. Satu kuvet sebagi blangko
  5. Satu kuvet sebagai sample ( yang di beri perlakukan)
  6. Air pada kuvet sample ditambahkan 1 butir tablet asam, tablet dihancurkan dan dilarutkan perlahan dengan bantuan alat pengaduk,pengadukan dilakukan sampai homogen.
  7. Setekah itu tambahkan 1 butir tablet KI, tablet dihancurkan dan dilarutkan perlahan dengan bantuan alat pengaduk,pengadukan dilakukan sampai homogen.
  8. Letakan kuvet blangko di sebelah kiri (dari arah jendela pengamatan), kuvet sample di letakan di sebelah kanan.
  9. Arahkan jendela pengamatan kecahaya yang setabil dan merata.
  10. Sesuaikan tuas alat dengan memutarnya sehingga warna kedua kuvet terlihat sama dari jendela pengamatan.
  11. Setelah sama, baca angka konsentrasi klorin dioksida yang terbaca.

Baiklah itu tadi cara analisa kadar Klorin Dioksida, kalau anda sendiri bagai mana cara analisanya? bila ada pertanya share di bolgger ini dan mari kita diskusikan.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist


Jumat, 29 Januari 2010

Pembekuan Produk

Pembekuan pada produk setelah proses pengolahan sangatlah di utamakan, karena dengan dilakukan pembekuan produk hasil olahan akan bertahan lebih lama.

Pertumbuhan bakteri pada hasil olahan semakin lambat apabila suhunya semakin rendah. pada saat air dalam bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel bakteri. Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pembekuan tidak dapat membunuh semua mikroba, sehingga pada saat bahan pangan di cairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan aktif kembali dan dapat menimbulkan kebusukan pada bahan pangan yang telah di cairkan.

Pembekuan yang baik untuk produk seafood

  • Suhu penyimpanan diatas -20 harus selalu di chek tiap minggunya, sehingga produk dehidrasi bisa di ketahui lebih dini.
  • Luas ruang cooldstorage harus sesuai dengan jumlah produk yang akan disimpan
  • Susunan penataan dalam coolstorage tidak berdekatan sehingga memudahkan udara dingin untuk masuk keseluruh produk.
  • Urutan letak palet harus di tandai dengan nomor yang jelas agar setiap produk dalam tiap palet mudah di baca bila terjadi kesalaha.
  • Kebersihan ruang cooldstorage harus selalu di jaga, setelah selesai kegiatan di dalam cooldstorage hendaknya ruangan di berishkan.

Sebagai penutup sudahkah anda menjalankan tugas anda sesuai dengan WI yang ada di perusahaan anda? bila belum saatnya untuk melakukan perbaikan dan bekerja sesuai dengan WI.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist


Penyebab Pembusukan Pada Seafood

Penyebab pembusukan pada hasil olahan kususnya seafood terjadi karena beberaa faktor yang menyebabkan kerusakan stuktur daging ikan atau udang pada saat pengolahan dan masa penyimpanan.

Pada setiap daging hasil olahan terdapat enzim, enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis biologis yang dapat mengendalikan berbagai reaksi biokimia yang terdapat di dalam jaringan hidup. Enzim yang berada di dalam daging ikan atau udang bisa tumbuh secara alami dan bisa juga tumbuh karena kontaminasi daging ikan atau udang tersebut oleh mikroba, yang menyebabkan perubahan warna daging dan menimbulkan bau tidak sedap, dan tekstur pada daging hasil olahan menurun nilai mutunya.

Dibawah ini beberapa foktor yang menyebabkan proses pembusukan pada seafood:

  1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroba yang tidak dapat di kendalikan
  2. Aktivitas enzim yang terdapat pada daging hasil olahan
  3. Aktivitas parasit
  4. Kandungan air dalam bahan pangan
  5. Suhu yang tidak stabil
  6. Tempat penyimpanan dan penyusunan
  7. Waktu penyimpanan

Nah, dari ketujuh penyebab pembusukan pada daging hasil olahan tersebut kita bisa tarik kesimpulan bahwa setiap hasil olahan harus benar-benar di perhatikan di setiap tahapannya, agar hasil olahan tidak terjadi pembusukan sebelum waktunya. Bagai mana ada cara lain? share di blogger ini.....


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Selasa, 26 Januari 2010

Konsep Laboratorium Antibiotik

Dengan adanya peraturan tentang HACCP di setiap proses pengolahan tentunya konsep laboratoruim antibiotik juga harus di siapkan agar dapat menyesuaikan dengan standart yang ada di HACCP. Setiap kegiatan laboratorium adalah menghasilkan produk uji. Produk uji dapat di pertanggung jawabkan apabila mempunyai akurasi atau ketepatan sesuai dengan standart yang telah di tentukan. Untuk mendapatkan hasil uji yang sesuai dengan standat di perlukan bahan kimia serta alat-alat laboratorium yang mendukung dalam analisa, terutama sumber daya manusianya sendiri (Personil Analist Laboratorium). Nah, agar kegiatan uji di laboratorium selalu berjalan dengan baik kita bentuk dulu sumberdaya manusianya.

  1. Jumlah Analist laboratorium harus di sesuaikan dengan seluruh kegiatan uji yang ada (jumlahnya sesuai dengan uji sample yang ada)
  2. Analist laboratoriumyang melakukan uji khusus di bidang teknis harus sehat.
  3. Pendidikan formal, Pelatihan yang pernah di ikuti serta pengalaman kerja dalam laboratorium khususnya tentang analisa antibiotik.
  4. Setiap personil harus memiliki uraian tugas yang jelas ( mengerti tugasnya dengan baik)
  5. Analist laboratorium harus selalu katif menambah pengetahuan yang terkait masalah uji melalui trening-trening Internal dan eksternal seperti mingikuti trening di CV. Pratama Hartono Indonesia ini akan menambah pengetahauan dan wawasan tentang konsep Laboratorium Antibiotik.
  6. Bentuk pengalaman maupun pelatihan yang pernah di ikuti harus terdokukentasi dan diinformasikan ke personil lain.
  7. Integritas analist laboratorium tidak boleh terpengaruh oleh sesuatu yang dapat mempegaruhi hasil uji yang di keluarkan.
  8. Dalam konsep laboratorium antibiotik harus mempunyai program peningkatan kemampuan, pengetahuan, serta keterampilan analist secara berkala.

Dengan Sumber Daya Manusia yang memadai diharapkan setiap hasil kegiatan uji laboratoium bisa sesuai dengan standart yang di harapkan, dan tentunya Konsep Laboratorium Antibiotik akan berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

Sampai disini dulu pembahsan mengenai Konsep Laboratorium, dilain waktu akan saya lanjutkan. bila ada pertanya share di blogger ini dan mari kita diskusikan.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist





Minggu, 24 Januari 2010

Pembentukan HACCP Plan

Langkah awal dalam pembentukan HACCP plan adalah pembentukan team HACCP, yang terdiri dari individu yang memiliki pengetahuan dan pengalam tentang suatau proses produksi dalam sebuah unit pengolahan. Pengembangan HACCP plan merupakan tanggung jawab team HACCP. Team ini bersifat multidisiplin, melibatkan individu dari Quality Control, Quality Assurance, engineering, produksi, sanitasi dan Ahli Mikrobiologi, dalam hal ini analist laboratorium hurus dilibatkan secara aktif. Karyawan operasional harus di libatkan karena mereka lebih mengenal dan selalu melakukan aktifitas tersebut berulang-ulang. Team yang multidisiplin juga mendorong perasaan tanggung jawab atas program yang sedang di kerjakan, sehingga mempermudah proses implementasi.

Mengenai gagasan dan informasi yang bersifat teknis sangat di perlukan dalam analisa bahaya, maka direkomendasikan agar orang-orang yang benar-benar memahami proses berpartisis langsung atau melakukan verifikasi kesempurnaan HACCP plan.

Diskripsi Produk Olahan, Distribusi, Penggunaan dan Konsumen

Team HACCP selanjutnya bertugas mendiskripsikan produk cara distribusi, penggunaan dan konsumen. Hal ini membantu dalam identifikasi bahaya dan analisa resiko timbulnya bahaya. Pertanyaan berikut dapat digunkan untuk membantu mendiskripsikan hal-hal tersebut:

  1. Apa nama produk?
  2. Bagai mana produk digunakan?
  3. Apa jenis kemasannya?
  4. Berapa umur simpan produk, pada suhu berapa?
  5. Dimana produk dijual, siapa konsumen dan penggunanya?
  6. Intruksi di label apa yang harus diikuti?
  7. Apa diperlukan pengendalian distriusi secara khusus?

Hem....rumit juga ya? Tidak juga, saya beri contoh gambaran di bawah ini diskripsi produk daging udang segar.

Produk daging udang segera

  • Nama Umum?
  • Daging udang : Black Tiger
  • Bagai Mana digunakan?
  • Sebagai Karkas: Eco Shrimp
  • Jenis Pengemas?
  • Karton dan plastik
  • Lama Penyimpanan? Pada suhu?
  • 12 bulan pada (-18 derajat celcius)
  • Bagaimana dijual? Pengecer? Konsumen?
  • Hanya untuk distributor
  • Intruksi dilabel?
  • Keep Refrigerated
  • Jenis Pengendalian selama Distribusi?
  • Keep Refrigerated

Setelah selesai pembuatan gambaran diskripsi selanjutnya kita bikin process flow.

Tujuan dari pembuatan process flow adalah untuk menggambarkan garis besar tahapan proses secara singkat dan jelas. Ruang lingkup flow mencakup tahapan proses di unit produksi. Sebagai tambahan flow ini juga bisa meliputi tahapan rantai bahan pangan sebelum dan sesudah prosesing di unit pengolahan. Flow yang dibuat tidak usah terlalu kompleks,sederhana saja asalkan semua tahapan proses diidentifikasi.

Bagaimana mudahkan?.............

Pembentukan HACCP plan akan berjalan lancar apabila diniatkan dengan semangat kerja dan kepedulian antar sesama team, oleh karena itu berasatulah semua departeman di unit pengolahan agar pembentukan HACCP plan dapat segera di selesaikan.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Senin, 18 Januari 2010

Histamin Pada Ikan Tuna

Sebelum kita membahas Histamin pada ikan tuna saya mau tanya pada anda semua sudahkah anda makan ikan tuna? kalau belum saatnya untuk mencoba makan daging ikan tuna biar tidak penasaran lagi he..he.... Nah, sekarang mari kita mulai membahas Histamin Pada daging ikan tuna.

Histamin adalah senyawa yang terdapat pada daging ikan dari famili scombroidae, subfamili scombroidae, atau ikan lain yang telah membusuk yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi. Histamin di dalam daging diproduksi oleh hasil karya enzim yang mengakibatkan pemecahan histidinya itu enzim histidine dekarboksilase. Melalui proses dekaborksilase (pemotongan gugus karboksil) terbentuklah Histamin.

Histidin bebas yang terdapat di daging ikan tuna erat sekali hubungannya dengan terentuknya histamin dalam daging. Semua ikan dengan kulit halus dan daging yang berwarna gelap tinggi kandungan histidin bebasnya. Kandungan histitin bebas dalam daging ikan tuna segar lebih sedikit dari pada ikan tuna yang akan membusuk. Sebaliknya ikan-ikan yang berdaging warna putih rendah kandungan histidin bebasnya dan ketika daging tersebut mulai membusuk tidak menghasilkan histamin setelah dibiarkan 48 jam pada suhu 25 derajat celcius.

Nah, bagaimana setujuhkah anda dengan saya?....

bila ada pertanyaan share di blogger ini.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Jumat, 15 Januari 2010

Metode Pembagian Sample

Dalam setiap pekerjaan analisa di laboratoium tentunya menuntut kita untuk mendapatkan hasil yang baik. Nah, agar pekerjaan kita mudah di kerjakan alangkah baiknya kita atur jadwal dan Metode Pembagian sample. Nah, kali ini saya akan membahas tentang metode pembagian sample sesuai dengan jumlah volume daging dari supliyer yang masuk ke pabrik.

Untuk pembagian sample terlebih dahulu kita cek data RM yang masuk setiap harinya, dan tentunya yang mempunyai data RM yang masuk yaitu bagian receiving / bagian penerimaan barang, dari situ kita bisa melihat RM mana yang paling banyak. Dan setelah mengetahui jumlah RM baru kita cek dari RM yang banyak itu akan di bikin jenis produk apa saja, untuk lebih jelasnya kita simak uraian di bawah ini.

Pembagian sample berdasarkan Area

Contohnya di unit pengolahan anda ada tujuh suplier dari tujuh suplier itu anda bagi menjadi menjadi dua bagian dalam menganalisanya. Jadi dari tujuh suplier itu anda cukup ambil 4 sample untuk di analisa, sisanya yang tiga anda analisa besoknya. Mudahkan?...

Pembagian sample berdasarkan Produk

Misalkan dari hasil penerimaan hari ini banyak produk yang di buat untuk produk Loin, atau Saku kalau di unit Ikan, tapi kalau di unit Udang dibuat produk HL atau PDTO, dan kalau di unit pengolahan Rajungan di buat produk Closal atau Jumbo, kita ambil masing-masing sample yang banyak dibuat produknya pada hari itu, nah dari situ kita bisa memlihat produk mana yang lebih utama untuk di uji Antibiotiknya dan Mikrobiologinya. Setelah anda bisa membagi tiap-tiap sample yang akan di uji selanjutnya anda memetakan hasil analisa anda kedalam tiga Zona yaitu zona Green, Yellow dan Red.

Zona Green yaitu jenis RM atau produk yang aman dan jarang terkena Antibiotik dan hasil uji Mikrobiologinya selalu baik yaitu di bawah standart. Untuk zona green ini bisa di lakukan uji tiap 1 minggu sekali.

Zona Yellow yaitu jenis RM atau produk yang sudah pernah terkena Antibotik dan hasil uji Mikrobiologinta di atas standart. Untuk zona Yellow ini bisa dilakukan uji tiap 2 hari sekali.

Zona Red yaitu jenis RM atau produk yang sering terkena Antibotik dan hasil uji Mikrobiologinya tinggi diatas standart. Untuk zona Red ini harus di lakukan uji tiap hari sekali agar kita bisa mengetahui jenis RM atau produk tersebut tidak tercampur dengan RM atau produk yang lainnya agar tidak terkontaminasi dengan produk-produk yang lainnya. Nah, sudah mengerikan tentang penjelasan diatas? kalau ada yang di tanyakan anda bisa share di blogger ini, agar kita bisa diskusikan.

Jadikan Analisa dan penemuan-penemuan anda sebagai semangat untuk berkerja agar anda dapat menemukan metode-metode baru dalam analisa.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Kamis, 14 Januari 2010

Analisa Histamin Pada Ikan Tuna

salah satu keluhan yang di hadapi oleh para Analist laboratorium adalah hasil analisa yang sering kali tidak sesuai dengan standart, nah untuk itu di butuhkan konsentrasi dan semangat kerja dalam melaksanakan analisa setiap harinya agar hasil analisa akurat dan sesuai standart. Nah, kali ini akan saya bahas mengenai cara analisa Histamin pada Ikan Tuna.

Tahap pertama dalam analisa Histamin

Preparasi Sample Tahap I

  • Ambil sample 100 gr kemudian haluskan dengan blender
  • Ambil sample yang sudah halus 1 gr ditambah distilled water (Aquadest) 9ml 
  • Campurkan sampai Homogen dengan cara di vortex
  • Setelah itu di Centrifuge selama 10 menit pada kecepatan 2500 G pada suhu ruang

Preparasi Sample Tahap II 

  • Kelurkan Reagent Kitt dari kulkas, 20-30 menit sebelum analisa di mulai, sampai suhu Kitt menyamai suhu ruangan (20-25 derajat celcius).
  • Kelurkan Well atau Acylation tube sesuai dengan jumlah Standar, control dan Sample yang akan di uji.
  • Setelah di Centrifuge ambil 100 uL larutan supernatan (larutan bening yang ada di atasnya).
  • Masukan 100 uL   masing-masing larutan Standart, Control dan sample kedalam masing-masing  tube Acylation yang sudah di siapkan.
  • Setelah itu tambahkan 25 uL Acylation Reagent kedalam masing-masing tube Acylation.
  • Kemudian tambahkan 200 uL Acylation Buffer kedalam amsing-masing tube Acylation, homogenkan dengan cara menggoyangkan Acylation tube.
  • Setelah itu Inkubasi selama 15 menit (Tanpa cahaya pada suhu ruang) 20-25 derajat celcius.

Setelah selesai Preparasi Sample baru kita masuk ke tahap Elisa Analisa Histamin.

  • Setelah selesai Inkubasi selama 15 menit, Keluarkan Well sesuai dengan jumlah standar, control, dan sample yang akan di uji.
  • Ambil 25 uL Acylation Standart Solution, Sample dan Control kemudian masukan kedalam masing-masing well.
  • Tambahkan 100 uL Anti-Histamin antibody Solution masukan kedalam masing-masing well, kemudian Inkubasi selama 40 menit, (Tanpa cahaya) pada suhu ruang 20-25 derajat celcius. 
  • Setelah selesai Inkubasi selama 40 menit, buangReagent yang ada di dalam well tersebut dan dilakukan pencucian dengan 250 uL Whasing Buffer ( yang sudah di encerkan 1+24) Hal ini di lakukan sebanyak 2 kali.
  • Kemudian tambahkan 100 uL Conjugate Solution kedalam masing-masing well, lalu Inkubasi selama 20 menit (Tanpa cahaya) pada suhu ruang 20-25 derajat celcius.
  • Setelah selesai Inkubasi selama 20 menit, buangReagent yang ada di dalam well tersebut dan dilakukan pencucian dengan 250 uL Whasing Buffer ( yang sudah di encerkan 1+24) Hal ini di lakukan sebanyak 2 kali. 
  • Kemudian tambahkan 100 uL Substrat Solution kedalam setiap well, kemudian Inkubasi selama 15 menit (Tanpa cahaya) pada suhu ruang 20-25 derajat celcius.
  • Tambahkan 100 uL Stop Solution kedalam masing-masing well dan baca Absorbance-nya, dengan menggunkan Reader Stat Fax.
  • Kemudian olah data hasil analisa di dalam komputer yang sudah di instal program Hsitaminnya.

Bagai mana anda sudah siap untuk melakukan anlisa Histamin?.....bila anda masih bingung teruslah untuk berlatih agar kemampuan anda bertambah serta hasilnyapun sesuai dengan standart . Oiya ada pertanyaan? bila ada share di blogger ini.

NB: Jika anda membutuhkan Trening Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist 

Sabtu, 09 Januari 2010

Antibiotic Alami dari Laut

Antibiotik yang terdapat pada rajungan, udang dan ikan biasanya di timbulkan oleh dua foktor yaitu faktor alami dari tempat hidup mahluhluk itu sendiri, dan faktor non alami yaitu pada saat proses pengolahan. Nah, kali ini saya akan mengetengahkan topik Antibiotic yang timbul secara alami dari laut.

Di tahun 2000an ini banyak peneliti yang fokus dalam penelitian Antibiotik alami dari laut. Karena selain sebagai sumber pangan, laut juga sebagai sumber obat. Penelitian para ahli kebanyakan mengarah ke arah kesehatan dalam hal ini farmasi yang bertujuan untuk mengantisipasi masalah issue mengenai ressistensi antibiotic pada bakteri. Antibiotik Alami merupakan bahan antibiotik yang berasal dari hasil alam. Contohnya seperti tanaman, umbi-umbian, hewan maupun mikroorganisme, baik dari darat maupun dari laut.

Bahan-bahan aktif sebagian besar terdistribusi dalam organisme laut. Timbulnya Antibiotik alami dari laut oleh Metazoa lautan yang mempunyai potensi terhadap bahan-bahan aktif antimikroba diantaranya spons, karang lunak, alga merah, rumput laut algagae dan lain-lain. Terlebih baru-baru ini spons menjadi perhatian para peneliti produk alam, spons yang saya maksud disini bukan sponsbob yang bisa bikin kita tertawa he..he..tapi spons antibiotik yang mengadung senyawa-senyawa aktif.

Senyawa-senyawa antimikroba yang terdapat pada spons diantaranya aeroplisinin-1 yang terdapat pada jenis Psuedocerrasina dan Verongia Aeroppbha (Martin1992, yang dikutip Murniasih dan Satiri, 1999). dan minale (1994) berhasil mengisolasi senyawa antimikroba acanthellin-1 dari jenis Acanthella acuta. Kandungan bioaktif yang berasal dari laut untuk menanggulangi masalah penyakit pada budi daya perikanan antara lain kandungan bioaktif dari spons untuk menanggulangi penyakit bakteri, jamur dan antibiofouling yang memberikan solusi yang cukup menggembirakan untuk penelitian antibiotik dimasa yang akan datang.

Nah, dengan di temukannya kandungan bioaktif pada spons kedepanya masalah antibiotik pada produk makanan (sefood) tidak perlu di risaukan lagi karena bisa di cegah dengan cara membuat spons secara alami agar kandungan bioaktifnya bisa menanggulai semua bakteri yang menimbulkan munculnya antibiotik.

Baiklah bagai mana menurut anda? silakan sampaikan komentar anda dan mari kita diskusikan. oiya materi tentang Antibiotik non alami akan saya bahas pada topik selanjunya.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Antibiotic Pada Rajungan

Bagi anda yang bekerja di pabrik seafood tentunya sudah pernah makan daging rajungan yang kebanyakan orang bilang rasanya enak, saya sendiri sudah sering makan daging rajungan dan memeng rasanya enak. Bagi anda belum pernah makan rajungan buruan deh pergi ke pasar untuk membeli rajunga sebelum harga rajungan menjadi lebih mahal dan menjadi barang langka karena kedepan komoditi rajungan akan dijadikan bahan olahan eksport secara terus menerus. Nah, Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Antibiotic Pada Rajungan.

Di unit pengolahan semua hasil produk yang akan di eksport terlebihdulu di uji Antibitiknya. Pada rajungan biasanya di uji Chloramphenicol dan batas ambang Chlorampenicol pada rajungan adalah 0.03pbb, untuk cara uji Chlorampenicol anda bisa lihat di topik sebelumnya. Choloramphenicol biasanya terdapat di bagain daging Jumbo dan Claw Meat. Dibawah ini adalah bagian-bagian dari daging rajungan.

Beberapa bagian dari daging rajungan yang dijadikan bahan olahan untuk di eksport adalah sebagi berikut:

  • Collosa adalah bagian paha rajungan paling atas, rasanya paling enak, serta kenyal dan harga jualnyapun yang paling mahal.
  • Jumbo adalah bagian paha rajungan yang dibawah, rasanya enak, warnya lebih putih dan harganya hampir sama dengan collosal.
  • Claw Meat adalah bagian kaki rajungan warnanya merah dan rasanya gurih.
  • SupperLump adalah bagian dada rajungan warnya putih dan rasanya manis serta gurih.
  • Reguler adalah pecahan daging dari paha rajungan warnanya putih dan rasanya gurih.
  • Spesial adaah sisa daging rajungan di balik cangkang.

Nah, dari bagian tubuh rajungan yang di proses menjadi produk siap saji yang sering mengandung Chloramphenicol adalah pada produk Jumbo dan Claw Maeat, oleh karena itu pada unit pengolahan harus lebih hati-hati dalam melaksanakan proses produksi. Terdapatnya kandungan Antibiotik pada produk Jumbo dan Claw Meat biasanya terjadi di miniplane-miniplane sebelum di kirim ke unit pengolahan karena cara penanganan kurang steril. Hal-hal dibawah ini yang memicu timbulnya antibiotic pada rajungan di miniplane-miniplane:

  1. Pada saat pengupasan karyawan tidak menggunakan sarung tangan.
  2. Adanya lipstik atau bedak menempel pada daging rajungan karena karyawan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja.
  3. Tempat kerja tidak steril.
  4. Adanya sisa-sisa minyak yang menempel pada daging rajung yang mengakibatkan berkembangnya bakteri dengan cepat.

Bagaimana ada pertanya? bila ada share di blogger ini.

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Jumat, 08 Januari 2010

Konsep Dasar HACCP

Dalam industri pengolahan ikan HACCP sudah merupakan standart yang harus diterapkan, agar hasil olahan terjamin mutunya. Dengan menerapkan standart HACCP berarti perusahaan anda sudah berpartisipasi dalam menjamin keamanan pangan di dunia. Nah, kali ini saya akan bahas tentang konsep dasar HACCP.

Codex Alimentarius Commission menjabarkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sebagai berikut:

  • Suatu sistem yang memiliki landasan ilmiah dan secara sistemtis mengidentifikasi potensi-potensi bahaya tertentu serta cara-cara pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan.
  • Sebuah alat yang memperkirakan potensi bahaya dan menentukan sistem penegendalian yang fokus pada pencegahan terjadinya bahaya dan bukanya sistem yang semata-mata bergantung pada pengujian produk ahir.
  • Sebuah sistem yang mampu mengakomodasi perubahan-perubahan seperti perkembangan dalam rancangan alat, cara pengolahan atau perkembangan teknologi.
  • Sebuah konsep yang dapat di terapkan pada seluruh rantai makanan dari produksi primer hingga konsumsi ahir, dimana penerapan di pandu oleh bukti-bukti ilmiah tentangg resiko terhadap kesehatan manusia.

Konsep dasar HACCP yang di sebutkan Codex Alimentarius Commission diatas merupakn konsep dasar HACCP yang harus di pahami dan di terapkan di setiap unit pengolahan. Dengan memahami konsep dasar HACCP diharapkan di seluruh unit pengolahan ikan dapat memperbaiki cara pengolahan dari mulai awal penerimaan bahan baku samapai finist produk. Dengan memberikan bekal melalui trening-trening di harapkan seluruh karyawan khususnya operator yang menjalankan tugasnya di dalam proses produksi bisa memahami dan menerapkan sesuai standart HACCP.

Dalam penerapan HACCP, Codex Alimentarius Commission menyebutkan bahwa:

  • Penerapan HACCP yang berhasil memerlukan komitmen yang utuh dan keterlibatan manajemen serta kerja keras.
  • Hal tersebut memerlukan pendekatan secara multidisipliner, termasuk keahlian yang sesuai di bidang agronomi, kesehatan veteriner, produksi, Mikrobiologi,obat-obatan, kesehatan masyarakat, teknologi pangan, kesehatan lingkungan, kimia dan rekayasa.
  • Penerapan sistem HACCP sesuai dengan penerapan sistem management kualitas seperti seri ISO 9000 dan merupakan sistem pilihan diantara sistem-sistem pengolahan keamanan pangan.

Nah, diatas tadi merupakan konsep dasar HACCP, mudah-mudahan setelah anda membaca konsep HACCP penegtahuan anda bertambah serta jangan lupa untuk menerpakannya. Sekarang yang jadi pertanyaannya sudah siapkah menerapkan metode HACCP di unit pengolahan anda?

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Minggu, 03 Januari 2010

Peraturan HACCP di Dunia Internasional

Dalam keamanan pangan metode HACCP wajib untuk di terapkan. begitupula dalam peraturan-peraturan tentang pangan di seluruh dunia HACCP telah menjadi standart untuk di terapkan di seluruh unit pengolahan pangan.

Seperti di Amerika Serikat FDA (Food Drug Administration) telah mengelurkan peraturan-peraturan yang mencantumkan agar produk-produk daging, perikanan, unggas yang di eksport ke Amerika Serikat di olah dengan sistem yang menerapkan metode HACCP. Pada Tahun 1995, FDA juga mengusulkan perusahaan-perusahaan penghasil sari buah dan sayur menerapkan sistem HACCP. Sejak tahun 1992, The National Advisory Committee on Microbiological Criteria for Foods (NACMCF) telah memasukan prinsip-prinsip umum dan penentuan HACCP sebagai dari saran-saran yang mereka keluarkan.

NACMCF juga telah menegaskan bahwa pememrintah harus berperan untuk mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penerapan syarat-syart HACCP, memastikan bahwa penerapan HACCP dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip umum dan penuntun HACCP, mengelurkan batas kritis yang diwajibkan jika perlu dan memastikan bahwa setiap rencana penerapan HACCP dibuat cukup untuk memadai untuk menjamin keamanan pangan. (Sumber HACCP Trening manual Indonesia).

Peraturan HACCP di Dunia Internasional khususnya untuk unit pengolahan perikanan wajib untuk di terapkan. Penerapan HACCP di Indonesia di setipa unit pengolahnan harus terus di perhatikan, perlunya trening-trening eksternal tentang HACCP harus terus di galakan agar dapat memahami dan mengerti prinsip-prinsip yang terkandung di dalam HACCP. Contohnya dengan mengikuti trening di CV. Pratama Hartono Indonesia anda akan mengetahui tentang cara-cara penerapan dan pelaksanan HACCP di unit pengolahan ikan. Dengan menerapkan peraturan-peraturan HACCP di harapkan produk olahan yang di hasilkan benar-benar terjamin mutunya. Nah, dibawah ini adalah peraturan-peraturan yang di terapkan oleh negara-negara yang mengimort hasil perikanan dari Indonesia.

Karena produk hasil penolahan perikanan dari Indonesia banyak di eksport ke negara Eropa maka kita mulai dari negara Eropa dulu tentang peraturan HACCP di Eropa.

Peraturan HACCP di Uni-Eropa

Di Uni Eropa, sebuah peraturan yang baru telah di keluarkan. Peraturan 93/94 dan 16 peraturan yang lainya telah di ganti dengan peraturan yang baru hasil penyelarasan bersama yaitu peraturan tentang Higiene Bahan Pangan (Regulation on the Hygiene of Foodstuffs).

Peraturan baru ini menekankan juga pentingnya HACCP. Pada kata pengaantarnya terdapat kalimat:

  • ..." (10) Prinsip-prinsip yang telah di tetapkan dalam peraturan 93/94EEC dengan ini dapat dianggap sebagai landasan yang umum untuk produk yang higenis untuk semua bahan makanan termasuk produk-produk yang berasal dari hewan yang terdapat pada Annex I dari kesepakatan bersama.
  • ..." (16) Keamanan pangan adalah hasil dari beberapa faktor termasuk dari detil-detil dalam persyaratan yang di wajibkan, implementasi program-program keamanan pangan yang telah diakui dan dilaksanakan oeh operator-operator industri makanan dan penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)"......

Meneurut pasal 5 yang berjudul "Hazard analysis and critical controlpoint sistem" peraturan yang melandasi prinsip-prinsip tersebut harus dilaksanakan dan menerapkan metode HACCP. Pasal tentang peraturan ini menekankan pada bukti. Dengan demikian operator harus menyusun prosedur dan dokumen yang memverifikasi evisiensi dan mencatat informasi tersebut.

Pada Bab XXI dari Annex II" General Requirement applying to all food bussinesses (Except Prymari Production)" Peraturan terebut menjelaskan bahwa operator industri pangan harus menjamin bahwa orang-orang yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem HACCP dalam industri pangan harus memperoleh Pelatihan yang cukup tentang prinsip-prinsip HACCP. (Sumber HACCP Traning Manual Indonesia).

Nah, diatas tadi adalah peraturan HACCP di Uni Eropa dan tentunya masih banyak lagi peraturan-peraturan yang lain yang tidak cukup kalau kita bahas disini. Oleh karena itu pelajarilah dan ikutilah trening-trening tentang HACCP. Kalau sudah mengikuti trening HACCP terapkanlan prinsip-prisipnya agar produk-produk hasil olahan sesuai dengan standar HACCP.

Untuk peraturan-peraturan HACCP di negara-negara lain akan saya bahas pada topik berikutnya, oleh karena itu terus kunjungilah "bloger ini". Sudah menerapkan sistem HACCP di unit pengolahan anda?

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist

Sabtu, 02 Januari 2010

Bakteri

Apa yang anda bayangkan ketika mendengar kata bakteri? pastinya sebagian dari anda merasa takut untuk memikirkannya dan bahkan harus menghindari dari lingkungan yang menyebabkan timbulnya bakteri. Nah, kali ini saya akan sedikit bahas menegenai perkembangbikakan bakteri.

Cara hidup bakteri ada yang bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manuisa, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas dialam, dalam tanah, atmosfer (sampai+10 km diatas bumi), didalam lumur dan di laut.

Bakteri merupakan mikrobia prokariotik unniselular, termasuk klas Schizomycetes. Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat batang dan lengkung. Pada analisa TPC ikan udang dan rajungan bakteri banyak di temukan berbentuk bulat itu karena media untuk menumbuhkannya menggunakan media agar dan masa

Pada umumnya bakteri berukuran 0,5-10 u. Berdasarkan klarifikasi artifisial yang terdapat di "buku bergey' s manual of determinative bacteriology" tahun 1974, bakteri di klasifikasikan berdasarkan diskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Dalam buku ini juga terdapat kunci determinasi untuk mengklasifikasi isolat bakteri yang baru ditemukan. Menurut bergey' s manual bakteri dibagi menjadi 1 kelompok atau grup, dangan Cyanobacteria pada grup 20.

Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukan kedalam kelompok khusus. Nah, itu tadi ulasan sedikit mengenai bakteri, untuk klarifikasi macam-macam bakteri akan kita bahas di lain waktu, oleh karena itu up date terus pengetahuan anda dengan selalu mengakses blogger ini, dan tinggalkan komentar anda di blogger ini.


NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist


Jumat, 01 Januari 2010

Rantai Pemutusan Bakteri Pada Ikan dan Udang

Daging ikan atau udang hasil laut mupun hasil tambak sebenarnya masih bersih, asalkan tidak tercemar oleh lingkungan sekitar, bisa langsung di konsumsi tanpa harus di masak terlebih dahulu. Oleh karena daging ikan atau udang tersebut terkontaminasi dari lingkunga sekitar maka terlebih dahulu harus di bersihkan dan di masak. Tercemarnya daging ikan dan udang pada saat proses pengolahan biasanya berasal dari karyawan, air, es, peralatan, atau ruang proses yang tidak steril. Nah, kita sebagai seorang Analis laboratorium harus mengetahui rantai pemutusan bakteri pada ikan dan udang agar kita bisa menjelaskan kepada karyawan produksi apa bila di temukan hasil analisa TPC-nya tinggi atau bahakan TBUD. Di bawah ini akan kita bahas rantai pemutusan bekteri pada ikan dan udang agar produk olahan yang di hasilkan terbebas dari bakteri ataupun virus yang bisa menyebabkan kematian.

Pemutusan bakteri pada ikan
  • Selaput lendir merupakan bagian dari permukaan ikan yang bersentuhan langsung dengan lingkungan tempat ikan hidup merupakan sumber kontaminasi jika ikan ditangkap diperairan yang tercemar dalam selaput lendir terdapat bakteri pembusuk yang daya kerjanya akan lebih cepat setalah ikan mati. Untuk memutuskan rantai bakteri segera membersihkan selaput lendir dengan cara menyikat permukaan kulit ikan.
  • Insang merupakan alat untuk meyaraing sari-sari makanan yang terdapt di air tempat ikan hidup merupakan sumber kontaminasi jika ikan di tangkap di perairan yang tercemar dan dapat digunakan sebagai indikasi terhadap kesegaran ikan. Untuk pemutusan rantai bakteri sergera membersihkan insang bisa dengan menyikat atau menghilangkan bagian insangnya.
  • Isi perut ikan dengan perut yang kenyang lebih cepat membusuk di banding dengan ikan yang isi perutnya tidak kenyang, bakteri pembusuk dalam perut ikan yang berfungsi untuk membusukan makanan berubah fungsi menjadi pembusuk daging setelah ikan mati dan dalam kondisi pembusukan yang sudah lama, isi perut ikan akan terburai dan mengeluarkan bau busuk. Untuk pemutusan rantai bakteri dengan cara menghilangkan isi perut sesaat setelah ikan mati dan membersihkan kotoran yang tersisa di rongga perut agar bakteri tidak berkembang.
Pemutusan bakteri pada udang
  1. Pencernaan Udang proses pencernaan udang ada di bagian kepala udang, sebagian besar bakteri besumber dari bagian kepala udang sekitar 80%, selain itu pada kepala juga mengandung enzim-enzim yang akan merusak daging (menggerogoti) daging udang setelah mati dan enzim-enzim tersebut terpusat pada lemi yang ada di kepala, sehingga pembuangan lemi lebih awal, sangat di anjurkan, karena pembusukan oleh enzim akan lebih cepat untuk di hindari. Untuk pemutusan rantai bakteri bisa dilakuakn dengan cara memotong bagian kepala udang sesegera mungkin bila sudah sampai dipabrik, agar bakteri tidak berkemang kemana-mana.
  • Cangkang atau kulit udang udang hidup di perairan yang kotor, baik kotoran seperti pasir, rumput, ataupun kotoran bakteri dapat mencemari dan masuk melalui kulit udang. Oleh karena itu pencucian udang saat masuk ke pabrik, harus benar-benar bersih. Udang yang sudah dikupas (peeled) akan lebih mudah terkontaminasi bakteri atau kotoran, karena udang sudah tidak dilindungi lagi oleh kulitnya. Untuk pemutusan rantai bakteri bisa dengan cara merendam udang di suhu (-2) derajat celcius.
Sekarang apa yang harus anda perbuat agar rantai pemutusan bakteri bisa tetap terjaga sampai ahir proses produksi? sebagai seorang analis anda juga harus mengetahui cara penanganan produk selama proses. bagaimana caranya agar produk selama proses tetap aman?
  1. Rantai dingin ya ratai dingin, permukaan raw material harus selalu di tutup dengan es, ikan atau udang bisa di tempatkan dalam box atau keranjang dan di beri es pada bagian bawah tengah dan atas. Rantai dingin harus selalu di jaga mulai dari masuknya raw material selama proses, selama analisa sampai produk siap dikemas dan di pasarkan.
  2. Terapkan sistem FIFO (First in First Out) raw material yang di terima diunit pengolahan, di proses sesuai dengan keadtanagn yang lebih awal. Produk yang di keluarkan dari coldstorage dalam keadaan beku atau dingin berdasarkan produksi yang lebih lama baru kode produksi yang baru.
Nah dengan kita melakukan cara-cari diatas kita bisa menjamin rantai pemutusan bakteri pada ikan dan udang, sehingga produk olahan aman (food safety), kepuasan konsumen, dan tentunya pabrik kita akan terus maju. Nah, bagaimana anda punya cara lain?

NB: Jika anda membutuhkan Training Analisa Antibiotik, Industri-General Trade Laboratory Chemical, Reagent Antibiotik, Equipment Supply bisa hubungi kami di 081331070937 / 03171830322. Terimakasih.

Salam Analist